|  | 
| Petruk Gareng/ Gopries82 Galery | 
|  | 
| Petruk Gareng / Goprie82 Galery | 
|  | 
| Petruk Gareng/ Gopries82 Galery | 
|  | 
| Petruk Gareng / Goprie82 Galery | 
 Dalam bidang oseanografi, Ombak dikenal sebagai gelombang dalam (internal wave). Fenomena ini juga ada dalam bidang meteorologi, dimana gelombang menjalar pada lapisan antar muka antara udara yang hangat dan dingin (lihat gambarnya di sini dan sini, karena kedua bidang ilmu ini memang memiliki banyak kesamaan yaitu sama-sama berkecimpung dengan fluida. Para ahli meteorologi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk gas yaitu atmosfer, sedangkan para ahli oseanografi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk cair yaitu air laut.
Pembahasan mengenai gelombang dalam oseanografi secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu gelombang permukaan dan gelombang internal. Gelombang permukaan adalah fenomena yang akan kita temui ketika mengamati permukaan air laut, dan biasa disebut sebagai ombak. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya ombak adalah hembusan angin, disamping ada pula faktor lain seperti pasang surut laut yang terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari.
Selengkapnya.
Dalam bidang oseanografi, Ombak dikenal sebagai gelombang dalam (internal wave). Fenomena ini juga ada dalam bidang meteorologi, dimana gelombang menjalar pada lapisan antar muka antara udara yang hangat dan dingin (lihat gambarnya di sini dan sini, karena kedua bidang ilmu ini memang memiliki banyak kesamaan yaitu sama-sama berkecimpung dengan fluida. Para ahli meteorologi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk gas yaitu atmosfer, sedangkan para ahli oseanografi lebih banyak berkecimpung dengan fluida dalam bentuk cair yaitu air laut.
Pembahasan mengenai gelombang dalam oseanografi secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu gelombang permukaan dan gelombang internal. Gelombang permukaan adalah fenomena yang akan kita temui ketika mengamati permukaan air laut, dan biasa disebut sebagai ombak. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya ombak adalah hembusan angin, disamping ada pula faktor lain seperti pasang surut laut yang terjadi akibat adanya gaya tarik bulan dan matahari.
Selengkapnya. 
Tari Gambyong (gaya Surakarta), adalah merupakan trasformasi dari Tari Taledhek atau Tari Tayub yang hidup di kalangan rakyat. Dalam perkembangannya, Tari Gambyong diperhalus berdasarkan kaidah-kaidah tari keraton dan tidak terlepas dari konteks sosial budaya masyarakat pendukungnya.
Sejak muncul Tari Gambyong Pareanom (1950), Tari Gambyong mengalami perubahan fungsi, dari hiburan atau tontonan kemudian berfungsi untuk penyambutan tamu. Perubahan fungsi ini menyebabkan perubahan bentuk sajian dan peningkatan frekuensi penyajian, jumlah koreografi, dan jumlah penari.
Perkembangan Tari Gambyong tidak terlepas dari nilai estetis yang mengungkapkan keluwesan, kelembutan, dan kelincahan wanita. Nilai estetis ini terdapat pada keharmonisan dan keselarasan antara gerak dan ritme, khususnya antara gerak dan irama kendang. Nilai estetis Tari Gambyong akan muncul apabila penarinya menjiwai dan mampu mengekspresikan dengan sempurna, sehingga muncul ungkapan tari yang erotis-sensual. Ungkapan itu akan tercapai apabila disajikan oleh penari yang memenuhi kriteria Joged Mataram dan Hastha Sawanda. Dengan demikian diduga kuat, ungkapan erotis-sensual Tari Gambyong ini menjadi daya tarik, sehingga berkembang di masyarakat jawa. Selain itu, juga dipengaruhi oleh sifat-sifatnya yang njawani, situasional, dan fleksibel.
Sumber :
http://www.pdat.co.id/hg/newbooks_pdat/2005/03/08/nwb,20050308-01,id.html
Untuk mengenal lebih detail baca buku
Sejarah Tari Gambyong: Seni Rakyat Menuju Istana / Sri Rochana Widyastutieningrum ; Editor, Kundharu Saddhono. -- Cet.1. -- Surakarta : Citra Etnika, 2004. -- xx, 223 P.: Potr. ; 21 Cm.
Copyright © 2009 by Goresan Warna
Template by Blogger Templates | Powered by Blogger
Comments :
0 komentar to “Wayang Kulit”
Posting Komentar